Jumat, 15 November 2013
Ngelantur
"Tulisan ini saya buat tahun 2007, dan di muat di zine RnR, sebuah zine komunitas di Jakarta..."
“Pagi yang indah”, kata Syamsuddin, murid SD negri 1924.
“Syam cepat berangkat hari sudah siang, kamu ingat’ji toh, hari ini hari senin kamukan upacara bendera”, kata daeng Te’ne, ibunda Syam.
Bete upacara bendera ka’ya tidak ada kerjaan saja, jawaban Syam dalam hati.
Dengan sepeda butut, Syam berangkat kesekolah yang jaraknya kira-kira 1 kilometer .
Teng, teng, teng, Bel sekolah berbunyi,
Setelah upacara bendera yang menurut syam kerjaan
tolol, Anak-anak masuk ruang kelas masing-masing. Syam dan
teman2nya masuk keruangan kelas IV yang atapnya sudah
pada…………(Tanya Mendiknas).
IBU guru TUTI masuk ruang kelas dan disambut dengan
ucapan “SELAMAT PAGI IBU GURU”. “Selamat pagi anak-anak”,
jawab Bu Tuti. “Hari ini kita belajar PPKN, tapi sebelum
itu ibu guru mau tanya kalian satu persatu”.
“Kamu Tajuddin, manakah yang lebih utama harta atau akal?”. Tanya ibu guru.
Tajuddin menjawab: ”Akal Bu karena, akal akan mendatangkan harta sedangkan harta akan menghilangkan akal.
contohnya IBU. Dulu IBU guru yang paling pintar di sekolah ini, tapi setelah ibu guru bisnis BUKU, ibu jadi sering marah-marah kalau kami tidak beli buku baru, pada hal buku yang lama masih layak pake, ini berarti ibu kehilangan akal sehat”.
“Sekarang kamu Sulaeha, manakah yang kamu pilih harta atau keadilan?”.
“Harta Bu, karna keadilan bisa dibeli dengan harta.
Contohnya IBU. Dulu ibu yang paling adil di sekolah ini dalam hal memberikan peNILAIan kepada murid, tapi setelah ANTO anak pak LIEN pengusaha kayu itu masuk di kelas ini IBU guru jadi tidak adil”.
“Lalu bagaimana dengan ”harta atau kekuasaan?,
menurut kamu Syamsuddin, pilih yang mana?”
tanya ibu Tuti pada syam. “Waoooo, kalau itu Bu pasti saya pilih Harta, karna kekuasaan bisa dibeli dengan Harta,
Contohnya IBU, setelah Ibu jadi PEmbisnis Buku yang sukses di sekolah ini Kepala sekolah jadi takut pada ibu, jangan2 dia tidak dapat dana Kampaye pada saat pemilihan kepala sekolah nanti, sekolah inikan kapitalis Bu semuanya
tergantung dari siapa yang mendanai, seperti pemilihan presiden
di AS, atau Pilkada, Bu!”.
“Bagaimana dengan ”Harta, Akal, Atau Kekuasaan?.
Mana yang kalian pilih anak-anak?”.
Tanya Ibu Tuti lagi. Serentak anak-anak
menyawab, “HaarrrrrTaaa, Bu!!”.
Ibu Guru Tuti pun Berkata ”Sungguh telah tenteram hatiku
ini, Aku telah berhasil mendidik kalian untuk menjadi seorang
Kapitalis Sejati. Doa’kan saya anak-anak moga2 tahun depan saya
jadi Mendiknas, pasti Biaya Pendidikan saya naikan 2X Lipat”.
“Iya Bu Guruuu pasti kami Doakan….!“.
Ghilast praast (makassar) RnR # 8
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar