setelah sekitar 9 bulan bertugas di area luwu raya baru pada tanggal 22 Oktober 2013 saya baru sempat singgah dan sholat di masjid tua jami palopo,sempat ngobrol sedikit dengan bapak Abdul latif selaku penjaga masjid, saya banyak dapat informasi terkait sejarah masjid tersebut.

Pembangunan masjid dimulai pada sekitar abad ke-16 tahun 1604 M oleh ulama yang berasal dari minangkabau, Sumatra “Datuk Sulaiman bergelar Datuk Pattimang”. Ukuran bangunan utama 11, 9 meter x 11,9 meter dan tinggi 3,64 meter, dinding masjid menggunakan batu setebal 0,94 meter yang direkatkan dengan putih telur. Atap bersusun tiga dan dipuncaknya terdapat tempayan kramik sebagai mustaka yang mengandung falsafah LUWU, yaitu lampu, tongeng, benteng dan allele. Sedangkan mustaka adalah refresentasi dari sifat tuhan yang maha adil. Tiang utama sebagai penopang atap bermakna payung yang mengembang sebagai konsep tegaknya addatuang, dengan tinggi 8,5 meter dan diameter 90 cm dengan baha kayu cinaguri. Konstruksi masjid sangat unik karena terdapat perpaduan unsur Beni Cina-Vietnam melalui arsitek POEMANTE. Luas lahan 1.680 m2. Pemugaran pertama tahu 1951 dengan mengganti lantai dengan tegel yang didatangkan dari Singapura. Kemudian pemugaran ketiga tahun 1981 yaitu memperbaiki pada bagian-bagian yang rusak, lalu pemugaran keempat dan kelima dengan melakukan penambahan luas bangunan. Lokasi masjid Berada di pusat kota Palopo di jalan Jed. Sudirman (Jl. Andi Jemma).
Sumber:
Bapak. Abdul Latif (Penjaga Mesjid Tua Jami Palopo)
Direktori Masjid Bersejarah
Departemen Agama RI
Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam
Direktorat Urusan Agama Islam dan pembianan Syari’ah
Jakarta tahun 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar